- Ikhlas dalam berdakwah
- Mendefinisikan tujuan
- Mengikuti sifat para mujahid
- Mencari ilmu yang bermanfaat
- Tidak memiliki pola hidup serba sempurna (idealis)
- Tidak berputus asa dari rahmat Allah
- Tidak menyebut nama bila menegur individu
- Seorang da’i tidak boleh mentakziyah diri sendiri di hadapan orang
- Tidak mengeluh apabila berluasanya maksiat dan kerosakan ummat
- Tidak menambah-nambah apa yang sudah termuat di dalam kitabullah
- Tidak berargumentasi dengan hadits hadits maudhu’ (palsu)
- Tidak boleh mencemarkan nama baik suatu organisasi dan kelompok.
- Seorang da’i harus mengukur sesuatu sesuai dengan keadaannya
- Bersikap lemah lembut dalam berbicara dan besabar dalam menasihati
- Berinteraksi dengan manusia secara baik dan menghargai kedudukan mereka.
- Mempublikasikan dakwah untuk suatu maslahat
- Concern terhadap diskusi-diskusi kontemporari dan wacana yang berkembang
- Mengkondisikan pembicaraan sesuai tingkat pemahaman umat
- Tidak menampakkan aib seseorang di hadapan umum
- Menjadi (Qudwah) mulai dari dirinya sendiri
- Wala’ dan bara’ seorang da’i terhadap seseorang harus bersifat nisby (relatif)
- Mengambil simpati manusia
- Seorang da’i harus familiar
- Perlunya berdakwah secara bertahap
- Memposisikan orang sesuai dengan posisinya
- Menghisab diri dengan berdo’a secara sungguh sungguh kepada Allah
- Ibadah seorang da’i harus ekstra
- Berzuhud di dunia dan mempersiapkan bekal di akhirat
- Berpenampilan menarik
- Peka terhadap permasalahan wanita
_________________
Kau tahu jiwa yang bernyanyi? Ia selalu bermesraan di sepertiga malam. Ia terkadang berbisik. Terkadang merintih. Terkadang merangkai kata. Hanya untuk memenuhi hasrat cintanya. Pada apa yang diajarkan Rasul-Nya.
------------------------------------------------------------------------------------------------
petikan dari www.paksi.net ruangan forum-diskusi tarbiyah-ummah centric-posted by Qannas
هناك تعليق واحد:
ustaz, terima kasih atas peringatan ini.
إرسال تعليق